Bersyukur

Bersyukur

Setiap malam di bulan Ramadhan suara-suara merdu nan indah melantunkan ayat-ayat suci Al-quran selalu nyaring terdengar di setiap masjid ataupun mushola. Hilir mudik para pejalan kaki, pengendara motor ataupun pengendara mobil mulai memadati Mal ataupun pasar tradisional. Berbelanja baju memang suatu tradisi para umat muslim sebelum datang hari raya. Memang

itu hanya tradisi namun apabila melihat anak kecil yang kurang beruntung yang hanya bisa melihat dan memandandangi anak lain yang berkecukupan memilih dan membeli baju terasa menyedihkan. Namun bukan hanya anak kecil, orang dewasa pun sama seperti itu.

Orang dewasa yang memiliki suami ataupun pacar juga terkadang mendapatkan THR dari pujaan hatinya, namun tidak semua orang mengalami. Terkadang ada perasaan iri namun apalah arti ke- irian hati dengan kasih sayang yang tidak ternilai harganya dengan sebuah tradisi bernama THR. Ada yang bilang cinta itu harus logis. Logis memang perlu tapi tidak perlu menjadikan kita sebagai wanita ber stempel “Matre”. Uang tidak bisa membeli kebahagiaan, namun ada yang bilang “ cinta butuh makan, rumah tinggal, fasilitas” ya, memang kita semua membutuhkan semua itu tetapi bukan hanya itu. Makan, rumah, fasilitas yang sederhana kalau di jalani dengan rasa bersyukur pastinya semua akan terasa cukup, berbeda kalau hanya dengan materi saja semua akan terus terasa tidak cukup.

Aku merasa beruntung memiliki kekasih yang bisa mengajarkanku kesederhanaan, kesederhanaan disini bukan berarti pelit. Dia memberi pelajaran kesederhanaan yang beralasan. Dan dia selalu menjadi inspirasiku dalam menulis.