Senin, 02 Juli 2012

Bukan Hanya Sekedar Aku Mau, tapi Juga Tentang Kamu Mau



Bukan Hanya Sekedar Aku Mau, tapi Juga Tentang Kamu Mau

“Aku mau kamu jemput aku sekarang!” pintaku kepada fasha. “Aku ga bisa, aku ada kerjaan bun?”jawabnya.

Ya, asha selalu begitu ketika aku meminta pertolonganya. Apa aku salah, semua akan berantakan kalau dia tidak ada di sini sekar
ang. Aku sudah berhubungan dengannya 1 tahun 23 bulan, dia selalu begitu entah apa alasannya.

Seorang temanku pernah berkata, keindahan itu terkadang seperti senja. Ya. Senja datang di antara siang dan malam. Indah namun hanya sesaat. Apa akan seperti ini kisah ku?? Dan memang benar, kali ini hanya senja yang menemaniku, memelukku dengan tenang diantara kerinduan yang aku pendam terhadap lelakikku.

Tililiut, ponselku berbunyi.
“Sayang?” terdengar suara Fasha jauh disana.
“Ya..” aku pun menjawab lirih
“Apa kabar kamu, maaf ya aku belum bisa ajak kamu pergi”
“Gak apa-apa. O...” saat kata-kata ku belum selesai aku katakan, dia kembali berbicara memotong pembicaraanku.
“Bun, aku pamit sebentar ya. Nanti aku hubungi lagi. Aku ada kerjaan lagi” dan tuttttt terdengar suara terputus. Kenapa? Ya akhir-akhir ini dia seperti jauh dariku, aku pun berpikir untuk sedikit menakutinya, aku pun mengiriminya sms.

Kenapa teleponnya kamu tutup sebelum aku selesai bicara?
Kenapa kamu baru sekarang menghubungiku?
Aku mau kamu yang dulu, aku mau kamu yang selalu ada di saat aku butuh
Aku mau kita jalan, aku mau kamu! AKU MAU KAMU!!

Begituluah isi pesan singkat yang aku kirim ke Fasha. Menit demi menit pun berlalu, bahkan hari pun berlalu gak ada satu sms pun yang dia balas. Aku hanya bisa menangis, ya menangis bagiku cukup melegakan hatiku.

Tiba-tiba ponselku berbunyi yang menandakkan ada pesan.Tepat itu sms dari Fasha.

Sayang, maaf ya.

Aku bingung saat itu, aku marah, kesal dan sangat ingin mendiamkan sms yang dia kirim, namun rasa sayang ini begitu besar sehingga meluluhkan ku.

Ya. Jemput aku sekarang ya di rumah. Kita perlu bicara.

Dan lagi-lagi dia berkata tidak bisa untuk kesekian kali.

JEMPUT POKOKNYA!

Keegoisan ku pun menuntunkku untuk melontarkan kata-kata itu. Aneh,  pesanku cepat sekali di balasnya,

APA SIH KAMU, BISA GAK NGERTIIN AKU! SEKARANG TERSERAH!!

Deg, baru kali ini dia membentakku. Apa aku salah menuntut perhatiannya? Dia pacarku, bahkan calon imamku.

Aku hanya bisa menangis, aku harus siap untuk hal yang paling terburuk karena ke egoisankku. Dan seminggu pun berlalu, aku hanya bisa melihat dan menunggu ponselku berdering. Setiap deringan aku selalu berharap pesan atau telepon darinya tapi aku rasa sia-sia.
**
Malam ini dimana besok adalah hari terpenting untuk aku dan dia, aku berharap ada satu kata yang dia ucapkan malam ini.

22.54 – belum ada tanda ponselku berbunyi
23.59 – masih belum ada.

Aku mulai putus asa , tapi saat 00.00 ponselku berbunyi dan tepat

Keluar sekarang

Aku pun bergegas mengintip dari balik jendela dan ternyata benar ada Fasha di luar sana. Aku langsung menghampirinya, perasaan senang namun cemas akan kata-kata yang akan dia keluarkan malam ini adalah ketakutan yang aku sembunyikan.

Namu betapa kagetnya aku saat itu dia bersimpuh memberikan bunga untukku malam itu

“Bunbun ( panggilan sayang darinya) maafin aku ya” matanya berbinar penuh harapan.
“Kamu ...”air mataku turun deras, ya selama ini tak pernah dia seperti ini.
“Sssssttt” dirinya berdiri dan jarinya menghalangi bibirku untuk berkata.
“Bun.. aku dari kemrin ada deadline di kantor, aku kerja ini juga untuk masa depan kita, kamu mau kan aku lamar kamu cepat?” dia pun memegang erat tanganku, lalu aku pun mengangguk tanda ku setuju

“ Dan bunbun sayang  hubungan itu bukan hanya Aku mau..aku mauuu.. tapi ada juga kamu mau apa..kamu mau apaa? Aku sedih kamu selalu bilang Aku mau..aku mauuu.. tapi kamu gak pernah nanya kamu mau apa..kamu mau apaa? Dan aku datang sekarang untuk minta maaf dari kemarin aku gak hubungi kamu, selamat dua tahun ya sayang. Semoga mimpi kamu dan aku untuk menjadi imam dan makmum akan menjadi nyata”

Perkataanya membuat hati ini tenang, dia memelukku. Dia sangat dewasa menuntunkku yang penuh keegoisan.

“Maafin juga atas keegoisan aku ya sayang? Aku gak mau kehilangan kamu, kamu sumber inspirasiku dalam menulis dan menjadi lebih baik.

Kencan tak terduga di depan rumah ini membuatku tersadar, cinta itu bukan hanya sekedar Aku Mau tapi juga tentang Kamu mau. Terima kasih lelakikku. J

Tidak ada komentar: