Bukan Hanya Sekedar Aku
Mau, tapi Juga Tentang Kamu Mau
“Aku mau kamu jemput
aku sekarang!” pintaku kepada fasha. “Aku ga bisa, aku ada kerjaan bun?”jawabnya.
Ya, asha selalu begitu
ketika aku meminta pertolonganya. Apa aku salah, semua akan berantakan kalau
dia tidak ada di sini sekar
ang. Aku sudah berhubungan dengannya 1 tahun 23
bulan, dia selalu begitu entah apa alasannya.
Seorang temanku pernah
berkata, keindahan itu terkadang seperti senja. Ya. Senja datang di antara
siang dan malam. Indah namun hanya sesaat. Apa akan seperti ini kisah ku?? Dan
memang benar, kali ini hanya senja yang menemaniku, memelukku dengan tenang
diantara kerinduan yang aku pendam terhadap lelakikku.
Tililiut, ponselku
berbunyi.
“Sayang?” terdengar
suara Fasha jauh disana.
“Ya..” aku pun menjawab
lirih
“Apa kabar kamu, maaf
ya aku belum bisa ajak kamu pergi”
“Gak apa-apa. O...”
saat kata-kata ku belum selesai aku katakan, dia kembali berbicara memotong
pembicaraanku.
“Bun, aku pamit
sebentar ya. Nanti aku hubungi lagi. Aku ada kerjaan lagi” dan tuttttt
terdengar suara terputus. Kenapa? Ya akhir-akhir ini dia seperti jauh dariku,
aku pun berpikir untuk sedikit menakutinya, aku pun mengiriminya sms.
Kenapa
teleponnya kamu tutup sebelum aku selesai bicara?
Kenapa
kamu baru sekarang menghubungiku?
Aku
mau kamu yang dulu, aku mau kamu yang selalu ada di saat aku butuh
Aku
mau kita jalan, aku mau kamu! AKU MAU KAMU!!
Begituluah isi pesan
singkat yang aku kirim ke Fasha. Menit demi menit pun berlalu, bahkan hari pun
berlalu gak ada satu sms pun yang dia balas. Aku hanya bisa menangis, ya
menangis bagiku cukup melegakan hatiku.
Tiba-tiba ponselku
berbunyi yang menandakkan ada pesan.Tepat itu sms dari Fasha.
Sayang,
maaf ya.
Aku bingung saat itu,
aku marah, kesal dan sangat ingin mendiamkan sms yang dia kirim, namun rasa
sayang ini begitu besar sehingga meluluhkan ku.
Ya.
Jemput aku sekarang ya di rumah. Kita perlu bicara.
Dan lagi-lagi dia
berkata tidak bisa untuk kesekian kali.
JEMPUT
POKOKNYA!
Keegoisan ku pun
menuntunkku untuk melontarkan kata-kata itu. Aneh, pesanku cepat sekali di balasnya,
APA
SIH KAMU, BISA GAK NGERTIIN AKU! SEKARANG TERSERAH!!
Deg, baru kali ini dia
membentakku. Apa aku salah menuntut perhatiannya? Dia pacarku, bahkan calon
imamku.
Aku hanya bisa
menangis, aku harus siap untuk hal yang paling terburuk karena ke egoisankku.
Dan seminggu pun berlalu, aku hanya bisa melihat dan menunggu ponselku
berdering. Setiap deringan aku selalu berharap pesan atau telepon darinya tapi
aku rasa sia-sia.
**
Malam ini dimana besok
adalah hari terpenting untuk aku dan dia, aku berharap ada satu kata yang dia
ucapkan malam ini.
22.54 – belum ada tanda
ponselku berbunyi
23.59 – masih belum
ada.
Aku mulai putus asa ,
tapi saat 00.00 ponselku berbunyi dan tepat
Keluar
sekarang
Aku pun bergegas
mengintip dari balik jendela dan ternyata benar ada Fasha di luar sana. Aku
langsung menghampirinya, perasaan senang namun cemas akan kata-kata yang akan
dia keluarkan malam ini adalah ketakutan yang aku sembunyikan.
Namu betapa kagetnya
aku saat itu dia bersimpuh memberikan bunga untukku malam itu
“Bunbun ( panggilan
sayang darinya) maafin aku ya” matanya berbinar penuh harapan.
“Kamu ...”air mataku
turun deras, ya selama ini tak pernah dia seperti ini.
“Sssssttt” dirinya
berdiri dan jarinya menghalangi bibirku untuk berkata.
“Bun.. aku dari kemrin
ada deadline di kantor, aku kerja ini juga untuk masa depan kita, kamu mau kan
aku lamar kamu cepat?” dia pun memegang erat tanganku, lalu aku pun mengangguk
tanda ku setuju
“ Dan bunbun sayang hubungan itu bukan hanya Aku mau..aku mauuu.. tapi
ada juga kamu mau apa..kamu mau apaa? Aku sedih kamu selalu bilang Aku
mau..aku mauuu.. tapi kamu gak pernah nanya kamu mau apa..kamu mau apaa? Dan
aku datang sekarang untuk minta maaf dari kemarin aku gak hubungi kamu, selamat
dua tahun ya sayang. Semoga mimpi kamu dan aku untuk menjadi imam dan makmum
akan menjadi nyata”
Perkataanya membuat
hati ini tenang, dia memelukku. Dia sangat dewasa menuntunkku yang penuh
keegoisan.
“Maafin juga atas
keegoisan aku ya sayang? Aku gak mau kehilangan kamu, kamu sumber inspirasiku
dalam menulis dan menjadi lebih baik.
Kencan tak terduga di
depan rumah ini membuatku tersadar, cinta itu bukan hanya sekedar Aku Mau tapi
juga tentang Kamu mau. Terima kasih lelakikku. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar