Minggu, 31 Maret 2013

Kejujuran Dalam Bucket










 
Rama, dia adalah sosok lelaki yang sudah sangat lama mengisi hari-hari ku. Dia adalah sang lelaki yang selalu perfectsionist dalam segala hal mulai dari pakaian dan apapun hal kecil sangat ia perhatikan. Hubungan yang diawali dari semasa kuliah saat itu, masih bertahan hingga saat ini, susah dan senang pasti aku lewati bersama Rama. Namun, suatu ketika Rama membuat keputusan, ya dia sangat ingin untuk meneruskan cita-cita nya sekolah di luar negri. Rama memutuskan untuk pergi keluar negri untuk meneruskan sekolahnya untuk mengambil gelar master impianya dan aku “Sierra” ya panggil saja aku  “Sierra”. Aku hanya seorang editor di salah satu majalah remaja di Jakarta. Sudah delapan bulan Rama pergi kuliah disana semua terasa sepi,ya sepi sekali. Biasanya kami selalu menghabiskan waktu untuk pergi bersama walaupun hanya sekedar makan malam di pedagang kaki lima.
“Ra, kamu ngeliput konser ya di Aussie” tiba-tiba atasan ku Pak Bryan memecahkan aku dari lamunanku.
“APA??” aku pun sontak berkata sambil menoleh ke arah Pak Bryan.
“Iya kamu ngeliput ke luar Indonesia langsung, soalnya wartawan kita yang khusus buat ngeliput ke luar lagi cuti, kamu mau gak?”
“MAU PAK!” aku pun langsung berdiri, tersenyum dan mengangguk keras yang menandakan aku sangat setuju dengan tawaran dia.
Tugasku kali ini adalah meliput konser dari seorang artis wanita kelas dunia yang beberapa waktu lalu batal mengadakan konser di Indonesia. Rihanna.
**
Mimpi, apa ini semua mimpi? Aku akan ke negara dimana tempat Rama menuntut ilmu. Dari dulu aku selalu ingin kesana, menyusulnya sesekali melihat dia saat ini. Dia pasti sangat terkejut melihat ku berada disana hmmm.
Aku pun bergegas mengemasi semuanya, tak lupa aku akan membawakan untuk Rama makanan yang sangat dia sukai. Astor, makanan klasik yang dulu tidak pernah dia lupa bawa di tasnya. Dia pasti menyukai kejutan aku ini, ya pasti!
**
Sesampainya aku di Sydney International Airport, aku langsung bergegas meliput konser yang menjadi tujuan utama ku. Karena jarak antara Indonesia dan Aussie ini tidak terlalu jauh aku tak merasa lelah. Aku lengkapi semua terlebih dahulu, aku berjalan sambil menggantungkan kamera di leherku. Aku mengamati gedung ini, setiap moment yang aku anggap bagus aku tak akan lewatkan untuk ku ambil gambarnya. Sesampainya di lokasi konser, aku langsung mengambil gambar dari setiap moment konser tersebut, dan tibalah saatnya aku untuk menanyakan beberapa hal alias wawancara beberapa mahasiswa ataupun mahasiswi yang memang asli penduduk Indonesia namun sedang melanjutkan sekolah di sana. Dan, ya.. aku melihat seorang wanita cantik sedang berdiri di ujung sana sendiri.
“Hey, kamu mahasiswi dari Indonesia kan?’ tanyaku sambil mengulurkan tangan yang artinya aku mengajak dia untuk berkenalan.
“Iya, kamu siapa ya?” tanyanya padaku.
“Gue Sierra dari wartawan dari Indonesia, boleh minta waktu sebentar buat sekedar nanya-nanya tentang opini mengenai konser ini?”
“Okey ga masalah kok, gue Kara “ sambutnya sambil menjabat tangan ku.
Dan saat perbincanganku dengan Kara sedang berlangsung, tiba terdengar  suara ponsel Kara berbunyi,
“Iya hon, aku disini “ katanya sambil mencari-cari orang dari kejauhan sambil melambaikan tangan seolah sedang membei tanda kalau ia sedang berada disini. Saat itu juga otomatis pembicaraan ku dengan Kara terhenti sejenak menunggu sesorang yang sedang dia cari, aku pun sibuk mencari ponsel ku di dalam tas.
“Hey hon” suara terdengar dari kejauhan yang memang sudah terdengar akrab di telinga ku, aku pun mencoba melihat untuk mengetahui siapa orang yang baru saja datang, dan ternyata,
“RAMA?!” aku pun tersentak saat itu.
“SIERRA” dia pun tak kalah tersentaknya dengan ku
 “Honey..” panggil Kara kepada Rama, dan langsung memeluknya
“Lho, kamu kenal dia??” tanya Kara heran setelah mendengar kita saling menyebutkan nama.
“Gue temenya Rama waktu sekolah dulu, gue satu kelas sama dia waktu SMA. Oke gue langsung ya,thanks ya Kara buat waktunya, gue mau ngeliput lagi have fun nonton konsernya” kata ku sambil mengulurkan tangan dan pergi menjauh. Rama hanya terdiam saja tidak melakukan apapun, perlahan airmata ini jatuh tanpa aku sadari, aku berjalan pergi menjauh setelah aku mengetahui yang selama ini dia lakukan dibelakangku. Berjalan dengan tergesa-gesa mencari pintu keluar dari dalam gedung ini, aku tidak tau apa yang harus aku lakukan lagi saat ini. Aku masuk ke dalam taksi, dan langsung menuju hotel.
**
Aku pun terus memandangi semua foto ku dengan Rama di laptop ku, aku tak menyangka akan seperti ini semuanya, aku selalu berfikir positif ketika dia tidak memberi kabar, dia yang terkadang tidak memperdulikan email yang selalu aku kirim, dia yang terkadang lupa untuk sekedar mengucapkan selamat malam Aku pikir dia memang sedang sibuk dengan segala tugasnya yang ada, aku pikir dia memang benar-benar letih jika harus memebei kabar setiap waktu nya kepadaku di tengah thesis nya. Aku terdiam, menangis hanya itu saja yang aku lakukan. Semua langsung hancur ketika aku melihat itu semua, Rama lelaki yang aku yakini akan menjadi calon imamku, yang aku yakini akan menjadi ayah dari anak ku kelak, terlalu banyak mimpi yang kita sudah susun bersama untuk semuanya tapi dia malah menghancurkan semuanya. Tiba-tiba ponselku berdering,
“Sierra, kamu dimana sekarang? Aku bisa jelasin semuanya?” tiba-tiba Rama menghubungi ku dan langsung berkata seperti itu.
“Ga Rama, ga ada yang perlu kamu jelasin lagi, semua udah jelas kok, Dan kamu gak perlu capek-capek buat jelasin semua ke aku. Mata dan telinga ku masih normal untuk memberi kesaksian. Aku juga akan lupain semua mimpi kita, aku gak akan ganggu kamu lagi dengan ribuan email ku yang jarang dan bahkan hampir sama sekali gak pernah kamu bales!”

Sabtu, 30 Maret 2013

Tentang 'Cinta'



Cinta

Klasik sih kali ini tulisan gue, karena pembahasanya mengenai cinta. Di mana jika kita ngebahas hal ini gak akan ada habisnya. Semua di awali oleh perkenalan, dan dari perkenalan menjadi dekat dan seterusnya. Cinta memang universal dan ga hanya tentang pacar, tapi kebanyakan cinta yang selalu di bicarakan adalah cinta kepada kekasih. Sakit, sayang, mencinta, dan banyak hal yang dirasa jika kita jatuh cinta. Semua bercampur aduk menjadi satu. Menjadi dewasa, menjadi mengetahui kesalahan dalam mencinta adalah pelajaran yang ada di dalamnya jika kita bisa mengambil manfaat tersebut. Dari kesedihan kita dapat bersabar, dari kesakitan kita bisa lebih tegar, dari kebahagiaan kita bisa merasakan kesenangan. Jatuh cinta memang banyak keindahannya namun sama dengan ketika kita patah hati beribu rasa datang, namun yang jelas adalah kekecewaan yang lebih banyak datang.

Jatuh cinta, seseorang bisa menjadi indah, menjadi terlihat bahagia ketika perasaan ini datang. Mengasihi dan saling menyayangi adalah perasaan saat jatuh cinta. Malu, saat dia menatap kita, muka memerah dan perasaan selalu ingin bertemu dengannya adalah hal yang sangat wajar.

Patah hati? Ya perasaan berkecamuk jadi satu, mencoba memahami perasaan nya dan perasaan sendiri. Namun di saat patah hati, nasihat aapun yang diberi akan susah untuk masuk di terima. Ya seperti memberi obat namun obat yang di beri tidak diminu, useless kan?

Ya itulah cinta banyak hal yang bisa di pahami dan banyak juga yang tidak bisa di pahami. Tetap Mencinta ya, dengan siapapun karena memang kodrat sebagai manusia adalah mencinta. J