Naskah ini dalam proses perlombaan, semoga bisa menang. hihi amin
Emang Ya, Kamu Selalu Ada di Setiap
Yang Spesial
“Para
warga aye tercinta, dengan ini aye selaku ketua RT 5 RW 11 seperti sering di
nyanyikan oleh lagu dangdut. Di Kampung Suka Suka lewat forum tercinta ini aye
akan menyatakan MINAL AIDIN WAL FA
IDZIN, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN.
Semoga silahturahmi antar warge akan tetep terjage” itulah kata sambutan si ketua RT dengan banyolan khasnya. Lalu semuanya langsung sibuk bersalaman-salaman dengan yang lain. Lalu dengan lirikan ku. Aku menatap sekeliling pos yandu ini, tapi mataku tertuju pada sebuah pemandangan yang tidak biasa. Lelaki berbaju koko putih dan celana hitam begitu membuatnya terlihat, ya lumayan istimewa.
Semoga silahturahmi antar warge akan tetep terjage” itulah kata sambutan si ketua RT dengan banyolan khasnya. Lalu semuanya langsung sibuk bersalaman-salaman dengan yang lain. Lalu dengan lirikan ku. Aku menatap sekeliling pos yandu ini, tapi mataku tertuju pada sebuah pemandangan yang tidak biasa. Lelaki berbaju koko putih dan celana hitam begitu membuatnya terlihat, ya lumayan istimewa.
“hmmm, itu siapa
ya? Anak baru? Eh tapi kan dia bukan anak sekolahan jadinya bukan anak baru ya?
Hmm mungkin tetangga baru? Atau anaknya pak “Anu” ? eh kenapa juga gue ambil pusing juga ya? Pak rete juga bukan
gue” gumamku dalam hati. “Dionnnn” teriak seorang lelaki dari jauh dan aku
lihat lelaki asing itu menghampiri. Oh Dion .
**
“Ma
Rena berangkat ya, assalamualikum” kataku tergesa-tergesa keluar rumah
“Ehhhh
de ini susu nya belum di minum” mama pun mengejarku sambil membawa segelas susu
“Ah
maaa nanti aja pulangnya ya, ini ojek argonya udah jalan. Da mamaaaaaaaa”
kataku sambil berlalu
“Oh
iya ya Argo” kata mama sambil berjalan masuk rumah, namun baru dua langkah dia
memasuki rumah lagi mamah pun keluar lagi sambil teriak
“Adeeeeee
masa ojek pake argo” kata mama kesal, namun ojek ku sudah berlalu cepat. Aku
pun hanya tertawa kecil melihat mama yang tertipu, hihi.
**
Jam
di tangan sudah menunjukkan pukul 10.50 itu artinya TERLAMBAT . Dengan tergesa-gesa
aku turun dari ojek. Dan aku pun berlari menyusuri lobi, lalu taman pokoknya
dengan cara apapun aku harus masuk kelas dengan segera mungkin karena hari ini
pelajaran Pak Sumartono yang tidak bisa memberi kelonggaran waktu.
“Tok
tok” aku pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu kelas dan tidak lama
kemudian keluarlah Opa yang tidak berperasaan itu.
“Hei
kamu, kamu mau ngapain?” tanya jutek
“Ini
pak mau kuliah pak?” jawabku santai dengan menyembunyikan rasa takut
“Jam
berapa sekarang?”
“Di
jam bapak jam berapa sekarang?” kataku sambil menunjuk jam di tanganya
“Jam
12.00”
“Nah
iya pak itu pak”
“Lho
kok jadi kamu yang nyuruh saya jawab” mulai kesel nih si Opa, hihi gumam ku dalam
hati.
“Iya
pak maaf, terus saya boleh masuk ga?”
“Tidak,
kamu ikut jam berikutnya saja” dan Brak pintu kelas pun di banting.
Oalah
aku udah buru-buru , mana pake ojek express lagi belum lagi ongkosnye naujubile
tuh ojek tapi tetep aja ga boleh masuk
juga.
**
Di
kantin aku pun duduk sendiri sambil menghabiskan sepiring nasi padang yang
tentunya rendang lauknya dan segelas jus jeruk. Rendang selalu menjadi yang
spesial, contohnya saat adikku sunatan, dan kakakku menikah belum lagi saat
lebaran rendang selalu menghiasi hari ku pun makan sambil ku perhatikan seisi
kantin. Tapi mataku tertuju pada sudut kantin.
“Kaya
kenal ga kenal gitu, tunggu deh itu
aduh, hmmm aduh siapa ya.aduhhhh” pikiran aku terus menerka-nerka siapa sosok
itu.
Dan
“Ya aha! DION” aku pun teriak tanpa aku sadari dan semua orang pun menoleh ke
arahku termasuk Dion.
“Ee-hh
Dion kucing kecilku kemana ya, pus pus?” kataku mengalihkan perhatian yang
semuanya menatapku. Aihhh siulllllll gumamku dalam hati. Lalu tiba-tiba ada
sosok yang datang menghampiriku
“Assalamualaikum”
suara lembut terdengar. Dari tadinya aku menunduk karena hal tadi dan mendengar
suara itu aku pun tertegun lalu aku tengok sosok itu.
“Walaikumsalam”
dan benar saja itu Dion
“Boleh
aku duduk sini?” pintanya
“Ya
silahkan saja,”
“Kuliah
di sini juga?” tanyanya
“He
em” jawabku sambil menghabiskan es jeruk ku
“oya
sudah dulu ya aku masuk kuliah dulu. Oya jangan teriak-teriak sendiri tar kamu
di liatin orang lagi. Assalamualaikum” dia pun berlalu dengan tertawa kecil meledekku
“Ihhhhhh.
Ke GEP gue”kataku kesal
**
Malam
minggu , minggu ke dua setiap bulan adalah acara kumpul para anggota karang
taruna di daerah ku.
“Eh
kacrut,Sinta nanti lo bikin susunan anggaran, oya Ragil, Siska juga itu
logistik di siapin, si kembar Rara Rere muter mintain sumbangan warga, terus Intan
bantuin gue bikin proposal.Oke semuanya udah kebagian tugas kan?” tanya Kresna
si ketua
“Gue
belom”, “Aku belum” secara bersamaan aku dan Dion berbicara dan mengacungkan
tangan secara bersamaan, kami pun saling menatap
“Oh
iya,ane lupa . Hmm posisi apa ya yang belom ada? “ sejenak sang ketua pun
berpikir
“OYA!lo
jadi konsumsi aja berdua. Belom ada nih. Gimana?” tanya si ketua kembali
“Oke”
dan lagi-lagi kita menjawab secara bersamaan. Lalu semua pun berkumpul untuk
membicarakan tugas masing-masing.
“Makanan
apa ya??”aku pun memulai pembicaraan dengan Dion
“Besok
itu lomba antar karang taruna kan, lomba yang temanya kebudayaan. Dan mayoritas
orang sini tuh orang jakarta, orang jawa, orang sunda. Kalau di pikir pakai
logika mereka pasti nampilin yang sekitar itu aja. Kenapa kita gak ambil budaya
yang beda aja. Gimana?” Dion pun menjelaskan dengan lembut tapi seperti biasa
matanya tidak menatapku. Sepertinya dia sangat menjaga matanya.
“Oke,
padang setuju?”tanyaku .Dan Dion pun mengangguk yang tandanya juga setuju.
Hari-hari senggang aku lewati bersama Dion untuk mengumpulkan bahan-bahan untuk
lomba. Kita selalu meeting dan mencari ide agar pameran makanan bisa lebih
menarik.
**
“Oke
dengan ini saya buka lomba BUDAYANYE
KARANG TARUNA “Pak Lurah pun membuka acara. Para panitia pun mulai menilai
setiap stand. Kelompok kami telah siap dengan pakaian minang dan juga hiasan
minang sudah siap dan juga meja. Lalu tak lama kemudian panitia menghampiri
stand kita. Pertanyaan pun mulai mereka ajukan ke Sinta yang sedang memamerkan
baju dan kerajinan khas Minang, lalu mereka menyambangi kita.
“Kenapa
harus rendang yang kalian tonjolkan, padahal ada
gulai gajebo, soto Padang,dendeng balado, dan gulai kepala ikan kakap disertai sambal balado.”tanya salah satu panitia
“Ya
karena menurut kami rendang sangat spesial, makanan ini menjadi salah satu yang
sangat terkenal di minang. Dan bukan itu saja, rendang selalu ada di setiap
moment.Pedasnya rendang sangat pas menyatu dengan semua rempah-rempah. Entah
itu acara yang di adakan olaeh suku lain, pasti
menyelipkan rendang sebagai salah satu lauk. Contohnya di acara
pernikahan, sunatan, acara syukuran terlebih saat lebaran. Menurut saya acara
ini juga spesial jadi saya juga ingin menonjolkan rendang yang selalu jadi
makanan spesial “ jelasku. Dan semua teman-teman ku tersenyum melihat
penjelasan ku terutama Dion. **
“Hey,
tadi kamu keren juga penjelasanya. Aku suka” puji Dion.
“Ehm
iya dong gue” kataku dengan bangga.
Disela-sela menunggu hasil penjurian, aku
melihat Dion yang terkesan angkuh tapi sebenernya dia laki-laki yang sangat
baik. Mungkin aku bisa menganggap dia angkuh karena memang sikapnya tidak ingin
terlihat dekat dengan wanita. Hmm jarang-jarang ada lelaki seperti itu. Tidak
disangka kami pun memenangkan acara tersebut, namun Dion tidak terlihat saat
semuanya berkumpul di atas panggung.
“Assalamualaikum
semuanya, kepada Pak Lurah yang sudah member izin saya untuk berdiri di sini
saya ucapkan terima kasih banyak” suara yang tidak asing di telinga ku, kami
yang masih berada di atas panggung pun serentak menengok ke arah suara itu, dan
ternyata Dion. Apa yang akan di lakukanya.
“Maaf
kalau saya menggangu,disini saya ingin mengutarakan sedikit perasaan saya
kepada salah satu peserta disini. Sebenernya saya sudah lama memperhatikanya
dari jauh namun mungkin saja dia tidak pernah sadar. Untuk Serena” deg, Dion
menyebutkan nama ku. Dengan semangatnya semua temanku mendorongku untuk lebih
dekat dengan posisi Dion, lalu terdengar suara alunan musik Janji suci- yovie and nuno.
“Ren, maaf kalau
aku buat kamu ga nyaman, aku memang sudah mengawasimu dari lama. Maaf tapi aku
ingin menanyakan bolehkah aku mengkhitbah mu?” katanya yang kali ini menatapku.
Aku bingung apa artinya khitbah tapi temanku berbisik “di lamar ren”. Ups, ah.
“Apa
yang lo lihat dari gue, dan kenapa harus langsung nikah?” tanyaku balik
“Seperti
yang kaya kamu bilang rendang itu slalu
ada di setiap hari spesial. Dan aku ingin menjadi yang selalu spesial di hari
mu, apakah aku boleh menjadikan mu rendang di hariku?”. Aku pun tersenyum dan mengangguk yang tandanya aku setuju, tidak
ada yang pernah memperlakukan ku seperti ini. Semua yang menyaksikan itu
bertepuk tangan melihatku. Oh Emang Ya,
Kamu Selalu Ada di Setiap Yang Spesial oh RENDANG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar