Rabu, 16 Mei 2012

Hari Istimewa Ga akan Istimewa - damn delicious


Naskah ini dalam proses perlombaan, semoga bisa menang. hihi amin 



Emang Ya, Kamu Selalu Ada di Setiap Yang Spesial

“Para warga aye tercinta, dengan ini aye selaku ketua RT 5 RW 11 seperti sering di nyanyikan oleh lagu dangdut. Di Kampung Suka Suka lewat forum tercinta ini aye akan menyatakan MINAL  AIDIN WAL FA IDZIN, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN.
Semoga silahturahmi antar warge akan tetep terjage” itulah kata sambutan si ketua RT dengan banyolan khasnya. Lalu semuanya langsung sibuk bersalaman-salaman dengan yang lain. Lalu dengan lirikan ku. Aku  menatap sekeliling pos yandu ini, tapi mataku tertuju pada sebuah pemandangan yang tidak biasa. Lelaki berbaju koko putih dan celana hitam begitu membuatnya terlihat, ya lumayan istimewa.

 “hmmm, itu siapa ya? Anak baru? Eh tapi kan dia bukan anak sekolahan jadinya bukan anak baru ya? Hmm mungkin tetangga baru? Atau anaknya pak “Anu” ? eh kenapa juga gue ambil pusing juga ya? Pak rete juga bukan gue” gumamku dalam hati. “Dionnnn” teriak seorang lelaki dari jauh dan aku lihat lelaki asing itu menghampiri. Oh Dion .
**

“Ma Rena berangkat ya, assalamualikum” kataku tergesa-tergesa keluar rumah

“Ehhhh de ini susu nya belum di minum” mama pun mengejarku sambil membawa segelas susu

“Ah maaa nanti aja pulangnya ya, ini ojek argonya udah jalan. Da mamaaaaaaaa” kataku sambil berlalu

“Oh iya ya Argo” kata mama sambil berjalan masuk rumah, namun baru dua langkah dia memasuki rumah lagi mamah pun keluar lagi sambil teriak

“Adeeeeee masa ojek pake argo” kata mama kesal, namun ojek ku sudah berlalu cepat. Aku pun hanya tertawa kecil melihat mama yang tertipu, hihi.
**

Jam di tangan sudah menunjukkan pukul 10.50  itu artinya TERLAMBAT . Dengan tergesa-gesa aku turun dari ojek. Dan aku pun berlari menyusuri lobi, lalu taman pokoknya dengan cara apapun aku harus masuk kelas dengan segera mungkin karena hari ini pelajaran Pak Sumartono yang tidak bisa memberi kelonggaran waktu.

“Tok tok” aku pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu kelas dan tidak lama kemudian keluarlah Opa yang tidak berperasaan itu.

“Hei kamu, kamu mau ngapain?” tanya jutek

“Ini pak mau kuliah pak?” jawabku santai dengan menyembunyikan rasa takut

“Jam berapa sekarang?”

“Di jam bapak jam berapa sekarang?” kataku sambil menunjuk jam di tanganya

“Jam 12.00”

“Nah iya pak itu pak”

“Lho kok jadi kamu yang nyuruh saya jawab” mulai kesel nih si Opa, hihi gumam ku dalam hati.

“Iya pak maaf, terus saya boleh masuk ga?”

“Tidak, kamu ikut jam berikutnya saja” dan Brak pintu kelas pun di banting.
Oalah aku udah buru-buru , mana pake ojek express lagi belum lagi ongkosnye naujubile tuh ojek  tapi tetep aja ga boleh masuk juga.
**

Di kantin aku pun duduk sendiri sambil menghabiskan sepiring nasi padang yang tentunya rendang lauknya dan segelas jus jeruk. Rendang selalu menjadi yang spesial, contohnya saat adikku sunatan, dan kakakku menikah belum lagi saat lebaran rendang selalu menghiasi hari ku pun makan sambil ku perhatikan seisi kantin. Tapi mataku tertuju pada sudut kantin.

“Kaya kenal ga kenal gitu, tunggu deh  itu aduh, hmmm aduh siapa ya.aduhhhh” pikiran aku terus menerka-nerka siapa sosok itu.

Dan “Ya aha! DION” aku pun teriak tanpa aku sadari dan semua orang pun menoleh ke arahku termasuk Dion.

“Ee-hh Dion kucing kecilku kemana ya, pus pus?” kataku mengalihkan perhatian yang semuanya menatapku. Aihhh siulllllll gumamku dalam hati. Lalu tiba-tiba ada sosok yang datang menghampiriku

“Assalamualaikum” suara lembut terdengar. Dari tadinya aku menunduk karena hal tadi dan mendengar suara itu aku pun tertegun lalu aku tengok sosok itu.

“Walaikumsalam” dan benar saja itu Dion

“Boleh aku duduk sini?” pintanya

“Ya silahkan saja,”

“Kuliah di sini juga?” tanyanya

“He em” jawabku sambil menghabiskan es jeruk ku

“oya sudah dulu ya aku masuk kuliah dulu. Oya jangan teriak-teriak sendiri tar kamu di liatin orang lagi. Assalamualaikum” dia pun berlalu dengan tertawa kecil meledekku

“Ihhhhhh. Ke GEP gue”kataku kesal
**

Malam minggu , minggu ke dua setiap bulan adalah acara kumpul para anggota karang taruna di daerah ku.

“Eh kacrut,Sinta nanti lo bikin susunan anggaran, oya Ragil, Siska juga itu logistik di siapin, si kembar Rara Rere muter mintain sumbangan warga, terus Intan bantuin gue bikin proposal.Oke semuanya udah kebagian tugas kan?” tanya Kresna si ketua

“Gue belom”, “Aku belum” secara bersamaan aku dan Dion berbicara dan mengacungkan tangan secara bersamaan, kami pun saling menatap

“Oh iya,ane lupa . Hmm posisi apa ya yang belom ada? “ sejenak sang ketua pun berpikir

“OYA!lo jadi konsumsi aja berdua. Belom ada nih. Gimana?” tanya si ketua kembali

“Oke” dan lagi-lagi kita menjawab secara bersamaan. Lalu semua pun berkumpul untuk membicarakan tugas masing-masing.

“Makanan apa ya??”aku pun memulai pembicaraan dengan Dion

“Besok itu lomba antar karang taruna kan, lomba yang temanya kebudayaan. Dan mayoritas orang sini tuh orang jakarta, orang jawa, orang sunda. Kalau di pikir pakai logika mereka pasti nampilin yang sekitar itu aja. Kenapa kita gak ambil budaya yang beda aja. Gimana?” Dion pun menjelaskan dengan lembut tapi seperti biasa matanya tidak menatapku. Sepertinya dia sangat menjaga matanya.

“Oke, padang setuju?”tanyaku .Dan Dion pun mengangguk yang tandanya juga setuju. Hari-hari senggang aku lewati bersama Dion untuk mengumpulkan bahan-bahan untuk lomba. Kita selalu meeting dan mencari ide agar pameran makanan bisa lebih menarik.
**

“Oke dengan ini saya buka lomba BUDAYANYE KARANG TARUNA “Pak Lurah pun membuka acara. Para panitia pun mulai menilai setiap stand. Kelompok kami telah siap dengan pakaian minang dan juga hiasan minang sudah siap dan juga meja. Lalu tak lama kemudian panitia menghampiri stand kita. Pertanyaan pun mulai mereka ajukan ke Sinta yang sedang memamerkan baju dan kerajinan khas Minang, lalu mereka menyambangi kita.

“Kenapa harus rendang yang kalian tonjolkan, padahal ada gulai gajebo, soto Padang,dendeng balado, dan gulai kepala ikan kakap disertai sambal balado.”tanya salah satu panitia

“Ya karena menurut kami rendang sangat spesial, makanan ini menjadi salah satu yang sangat terkenal di minang. Dan bukan itu saja, rendang selalu ada di setiap moment.Pedasnya rendang sangat pas menyatu dengan semua rempah-rempah. Entah itu acara yang di adakan olaeh suku lain, pasti  menyelipkan rendang sebagai salah satu lauk. Contohnya di acara pernikahan, sunatan, acara syukuran terlebih saat lebaran. Menurut saya acara ini juga spesial jadi saya juga ingin menonjolkan rendang yang selalu jadi makanan spesial “ jelasku. Dan semua teman-teman ku tersenyum melihat penjelasan ku terutama Dion. **

“Hey, tadi kamu keren juga penjelasanya. Aku suka” puji Dion.

“Ehm iya dong gue” kataku dengan bangga.

 Disela-sela menunggu hasil penjurian, aku melihat Dion yang terkesan angkuh tapi sebenernya dia laki-laki yang sangat baik. Mungkin aku bisa menganggap dia angkuh karena memang sikapnya tidak ingin terlihat dekat dengan wanita. Hmm jarang-jarang ada lelaki seperti itu. Tidak disangka kami pun memenangkan acara tersebut, namun Dion tidak terlihat saat semuanya berkumpul di atas panggung.

“Assalamualaikum semuanya, kepada Pak Lurah yang sudah member izin saya untuk berdiri di sini saya ucapkan terima kasih banyak” suara yang tidak asing di telinga ku, kami yang masih berada di atas panggung pun serentak menengok ke arah suara itu, dan ternyata Dion. Apa yang akan di lakukanya.

“Maaf kalau saya menggangu,disini saya ingin mengutarakan sedikit perasaan saya kepada salah satu peserta disini. Sebenernya saya sudah lama memperhatikanya dari jauh namun mungkin saja dia tidak pernah sadar. Untuk Serena” deg, Dion menyebutkan nama ku. Dengan semangatnya semua temanku mendorongku untuk lebih dekat dengan posisi Dion, lalu terdengar suara alunan musik Janji suci- yovie and nuno.

Ren, maaf kalau aku buat kamu ga nyaman, aku memang sudah mengawasimu dari lama. Maaf tapi aku ingin menanyakan bolehkah aku mengkhitbah mu?” katanya yang kali ini menatapku. Aku bingung apa artinya khitbah tapi temanku berbisik “di lamar ren”. Ups, ah.

“Apa yang lo lihat dari gue, dan kenapa harus langsung nikah?” tanyaku balik

“Seperti yang kaya kamu bilang rendang itu slalu ada di setiap hari spesial. Dan aku ingin menjadi yang selalu spesial di hari mu, apakah aku boleh menjadikan mu rendang di hariku?”. Aku pun tersenyum dan mengangguk yang tandanya aku setuju, tidak ada yang pernah memperlakukan ku seperti ini. Semua yang menyaksikan itu bertepuk tangan melihatku. Oh Emang Ya, Kamu Selalu Ada di Setiap Yang Spesial oh RENDANG

Tidak ada komentar: