(Ini salah satu yang lagi di ikut sertakan lomba)
Aku,
Dia dan Kevin
Sore itu alam menyatu
dengan angin. Aku dan Lisa selalu menghabiskan sore untuk bermain sepeda
mengitari lapangan di dalam komplek kami. Anak-anak yang asik bermain bola,
berlari mengejar satu sama lain, dan ibu-ibu yang asyik bergosip ria memenuhi
pemandangan setiap sore cerah disini. Kami terus mengayuh sambil menikmati
udara yang masih lumayan segar , udara disini masih belum terkontaminasi
layaknya udara di Jakarta.
“Ril, tunggu bentar ya
gue mau isi pulsa dulu.” Lisa pun mengarahkan kami ke toko pulsa teredekat.
“Iye Lis, oya kemarin
kata Om Anto kita nanti malem latihan nyanyi lagi di rumah gue.” tiba-tiba aku teringat sama pesan Om
Anto. Om Anto itu warga satu komplek
juga, dan dia sangat pintar memainkan alat musik.
“Semalem lo ketemu
dia?”
“Cakep ?”
“Emmm lumayan sih,
kayanya tar malem dia ikut lagi. Mangkanya lo keluar.”
“Oke deh cinnnn”. Lalu
kami meneruskan jalan-jalan kami sampai terdengar kumandang adzan maghrib.
**
Malam ini pun sangat
cerah, semua instrumen alam bersatu. Daun-daunan , bintang, bulan nampak
bermain indah di atas sana. Aku pun mulai menyusun rapih dagangan ku di warung
kecil tempat anak-anak nongkrong . Aku dengan Lisa mulai mendengarkan radio,
lalu mulai menyanyi kecil sebelum om Anto datang. Saat kami asyik bernyanyi ria
berdua , mulai datanglah anak laki-laki di komplek
ini.
“Assalamualaikum Ril.”
Om Anto pun tiba-tiba datang.
“Walaikumsalam.” kami
serentak menjawab salamnya.
“Eh Lis, Ril ini
kenalin temen gue. Eh Ril lo udah ketemu kan kemaren?” tanya Om Anto ke aku.
“Iya, tapi gue ga tau
siapa Om?”
“Oh gitu, Vin kenalin
ini cewe dua suara nya OKE punya loh” puji si Om Anto.
“Kevin”. dia
menjulurkan tanganya dari ku lalu ke Lisa.
Aku pun berpikir ini
cowok ya lumayan lah ya, aku dan Lisa pun berpandangan dan secara bersamaan
kami bilang “Oke”, dan kami langsung tertawa membuat yang ada di situ pun
terheran-heran.
“Eh yok kami latihan
dulu” Om Anto mengheningkan suara. Kami mulai bernyanyi lagu favorit kami,
suara mengalun menjadi satu simfoni yang indah , kami sering berlatih karena sebentar
lagi ada acara panggung di dekat rumah. Kevin, walaupun dia bukan warga daerah
sini tapi dia akan ikutan berpatisipasi mengiringi kami.
**
Seperti biasa aku dan
Lisa mengitari kawasan perumahan di sore hari, tapi tiba-tiba terlihat Kevin
yang sedang berlari kecil , dia pun melihat ke arah kami dan menghampiri kami,
“Hey Rili,Lisa.” Kevin
pun menyapa kami.
“Hai.” lagi-lagi aku
dan Lisa menjawab secara bersamaan.
“Boleh ikutan gabung?”
pintanya.
“Boleh kok, oya lo
nginep di rumah Om Anto?” tanyaku.
“Iya, eh lo kakak ade
ya?”.
“Ga kok, tuaan si ribet setahun dari pada gue, dan lo
orang yang ke seratus bilang gitu.” jelas Lisa.
“Iya, mungkin karena
sering bareng kali kami jadi rada sama gitu mukanya.”tambah ku.
“Hahaha. Blablalaaa....”
Kami mengitari komplek secara bersamaan, obrolan seru pun mulai terdengar di kuping
kami. Lisa adalah temanku dari awal aku pindah kesini. Seperti biasa kami akan
menyudahi jalan sore ini ketika adzan maghrib terdengar.
**
Malam pun datang,
anak-anak sudah siap untuk berlatih, di situ Kevin pun ada. Dia duduk di
hadapan aku dan Lisa. Sungguh, betapa harmoninya baju dan wajahnya dia. Om Anto
mulai memainkan gitar, dan Kevin pun ikut mengiringi permainan Om Anto. Aku dan
Lisa sangat menikmati hari-hari kami. Aku merasakan aku ingin selalu dekat
dengan Kevin! setelah mereka pulang aku akan ceritakan ke Lisa.HARUS,gumamku.
“Sampai ketemu besok
ya, jangan lupa pada jaga suaraa ya. Oke Assalamualaikum.” Om Anto mengakhiri
pertemuan malam itu.
“Lisa gue mau cerita.”
“Apa si Bet?”
“Iya ,emmm kayanya gue naksir sama Kevin deh.” kataku
malu-malu.
“Yah, kok sama sih. “
jawaban Lisa pun membekukan suasana.
“Terus gimana dong?”
tanyaku dengan hati-hati.
“Gimana kalau kami PDKT
sehat??” Lisa pun memberi saran.
“OKE , DEAL.” kami pun
senyum dan berpelukkan.
**
Sore ini agak sedikit
berbeda, aku dan Lisa berolahraga secara sendiri-sendiri. Saat aku mengitari
lapangan bola, ada Kevin. Namun, sepertinya ada Lisa yang sedang asyik
berbincang-bincang dengannya. Lisa melihatku dari jauh, aku pun langsung
tersenyum kepadanya sambil memberi isyarat dengan tangan untuk “SUKSES”. Oke,
memutari komplek sekali lagi menunggu mereka selesai berbicara.
Aku pun mengayuh lagi
sepeda ku, mungkin sudah 5 putaran dan di depan gerbang komplek, Kevin terlihat
sedang beristirahat. Oke Lisa sepertinya sudah tidak ada, ini giliranku.
“Hai.” sapaku membuka
obrolan sore itu.
“Hai, loh kok tumben ga
bareng Lisa?” tanyanya.
“Iya, tadi gue
kesiangan keluarnya. Terus gue lagi cari dia tapi ga ketemu-temu. Lo lihat
dia?” obrolan basa-basi aku luncurkan, hihi.
“Iya tadi ketemu di
lapangan. Oya punya korek ga?”tanyanya aneh.
“Ya ga lah, aneh deh.”
“Kalau rokok ada?” dan
ini tambah aneh.
“Apalagi rokok, aneh
deh gue bukan cewe perokok. Emang kenapa sih?” tanyaku heran
“Tapi kalau no hape ada kan?.” ejieeeee gue di
gombalin,gumamku.
“Yaelah pake
muter-muter deh. Nih. “ kataku sambil menyodorkan hapeku untuk dia catat no
hape ku.
“Oke nanti malam gue
sms ya abis latihan.”
“Oke.”
**
Lisa pun sudah jarang
mengajakku untuk bersepeda. Aku pun juga sedang asyik dengan PDKT an ku dengan Kevin. Aku memutuskan
untuk bersepeda sendiri lagi hari ini. Diperjalanan aku memilih rute berbeda.
Rute bersepeda yang sepi, ini sebenarnya rute rahasia aku dan Lisa . Disini
masih banyak tanah kosong , pohon besar juga masih mendominasi.
“Kresek.” terdengar
suara rerumputan bergesekan. Aku mengamati sekeliling ku, sepi, sunyi dan
sepertinya hanya aku makhluk disini. Dan suara rerumputan itu semakin sering
terdengar, aku pun turun dari sepeda dan mencari rerumputan yang bergesekan
itu. Sayup-sayup terdengar suara yang sudah tidak asing di telingaku, aku hapal
benar suara itu.
“Sayang.” suara itu
semakin jelas, dan benar itu Kevin! Dia bersama wanita lain sedang melakukan
hal yang sangat tidak menyenangka! Sangat menjijikan. Aku pun langsung
mengambil sepedaku dan mengayuh sepeda ku kencang. Walaupun aku bukan
siapa-siapanya Kevin , entah kenapa hati ini lumayan tersentak melihat kejadian
itu. Lisa, ya dia harus tau apa yang barusan aku lihat.
**
“Lisaaaaaa.” teriakku
di depan rumahnya.
“Iyaaaaa, bentarrrr.”
Lisa pun berlari membukakan pintu
“Lis, plis ajak gue
masuk ke kamar lo sekarang. Guuu~~gue mau cerita sesuatu. Disini gak aman”
kataku gugup sambil mengamati sekitar.
“Kenapa sih lo kaya
baru lihat setan. Yaudah masuk.”, Lisa pun mengajakku masuk ke kamarnya.
“Oke tenang,nih minum
terus lo ngomong pelan-pelan.” Lisa pun
mnyuguhkan ku segelas air.
“Oke, gue mulai ya.
Tadi gue muter pake sepeda ke rute rahasia kami Lis. Terus lo tau gue lihat
siapa?” Lisa pun menggelengkan kepala yang tandanya dia tidak mengerti.
“Gue liat KEVIN! Dia
lagi sama cewe entah itu siapa,
melakukan hal itu di semak-semak.”lanjutkku.
“Whatssssss, SINTING
kali tuh orang!” Lisa pun kaget, dan tak lama kemudian hape kami sama-sama berdering untuk memberi isyarat kalau ada sms. Kami pun langsung berpandangan
ketika sudah membuka apa isi pesan itu dan “KEVIN” kami spontan berteriak
bersama . Ya dia mengirmkan sms yang sama kepadaku dan Lisa.
“Wah, ini sih bukan
cowo yang bener ya. Kami kerjain aja yuk. “ Lisa pun memberi ide, dan aku pun
mengangguk yang artinya aku setuju.
**
Malam pun datang,
seperti malam yang sudah-sudah saat kami berlatih. Kevin duduk di hadapan kami
memberi kesan dia adalah laki-laki yang layak di perebutkan oleh kami, hmm
lihat aja ya nanti. Kevin pun mendekati aku saat Lisa ijin sebentar menerima
telepon.
“Ril, besok sore jalan
bareng yuk.” pintanya
“Engga ah, sibuk.” .
Lalu Lisa kembali duduk dan aku yang berpura-pura kebelet pipis bangun dari tempat duduk. Aku meminta ijin sebentar
untuk ke kamar mandi. Dari jauh aku perhatikkan Lisa dan Kevin, sepertinya Lisa
sudah mulai menjalankan misi nya dan byurrrrr , segelas es jeruk mendarat
di badanya Kevin, aku yang memperhatikkan dari belakang pun tertawa kecil.Basah,
hahaha.
“Hey ada apa ini.”
tanya Om Anto.
“Ga apa-apa om, oya om kami
ga akan manggung kalau ada makhluk ini.” aku pun menjawab pertanyaan Om Anto
dari jauh.
“Hey kalian semua
kenapa, shit mennnnn. Salah gue apa? ” kevin pun berdiri
“Mau tau?” tanya Lisa.
“Ya HARUS TAU!”
bentaknya.
“Oke, lo kenapa modusin kami berdua , lo mau macem-macem
kan sama kami berdua dan tadi gue lihat lo sama cewek di semak-semak. Lo mau
jadiin kami kaya cewek itu juga?? HAAAA.”
jelas ku.
“Guu~~uu~~ee ga modusin lo berdua kok, lo aja berdua yang ke- PD an!” jawabnya dengan gugup
“Oh masaaaaaaa?? Udah
salah pake ngomong yang gak-gak lagi
depan orang! Mau gue siram lagi kaya tadi??!! Bentak Lisa.”
“Udah deh lo pergi aja
dari sini, ga malu apa!” usirku
“Oke sip! Ga penting
juga lo berdua” Kevin pun berlalu, kami berdua menyorakkinya secara bersama lalu tertawa puas, dan kami pun
berpelukkan
“Yesss!!”aku berteriak
bersama Lisa, semua bingung melihat kejadian barusan
“Udah om ga usah di
pikirin, oya om gue sama Lisa mau bikin
lirik lagu, lo yang bikin nadanya ya om” aku pun memecahkan keheningan yang
baru saja terjadi.
“Oke, lo berdua cepet
bikin. Gue mau latihan dulu.” Kami pun
mengangguk.
Setelah 1 jam kami
membuat lirik, akhirnya jadi juga.
“Nih om.” Lisa pun
menyerahkan kertas berisi lirik lagu kepada Om Anto
Tak
mungkin malam, memisahkan kami
Walau
mentari tak jua terbenam
Kami
slalu bersama, dalam satu kata
Kau
aku dan dirinya, tak mungkin bersatu
Dalam
setia
Reff:
Persahabatan , tak mungkin ku pungkiri
Walau ada cinta, yang mungkin
memisahkan kami
Na...nana...nana...nanan..oooooo
Back to reff
Walau ada cinta yang mungkin
memisahkan kami
“Oh, ini toh. Ya
gue jadi ngerti sama masalah barusan. Tunggu gue bikinin dulu nadanya” Om Anto
tersenyum puas sesaat membaca lirik yang kami buat.
“Persahabatan , tak mungkin ku
pungkiri, Walau ada cinta, yang mungkin memisahkan kami” aku dan Lisa pun secara bersama
mengucapkan kata itu, dan kami berpelukkan.
J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar