Sebenernya aku ingin menulis ini
udah lama.
Dan baru mulai menulis aja
airmata ku sudah berjatuhan mengiringi airmata ku.
Mama dan papa adalah orang yang
sangat berarti di hidupku.
Semua berawal dari adiku , sebut
saja namanya RIAN. Dia adiku yang berumur 17 tahun. Dia lelaki yang sangat periang. Dia
juga suka sekali meledekku. Tapi sudah 2 bulan ini dia sakit yang tak kunjung
sembuh. Menangisadalah hal yang selalu ku lihat di pipi mamahku. Aku selalu
mencoba cuek dengan ini semua, karena aku gak mau ikut terlihat lemah di depan
mereka.
Panas, hujan mama lewatin untuk
memenuhi kebutuhan adikku yang sedang sakit.
Awalnya dia hanya sakit tifus,
selama 1 bulan dirumah dia gak mau dibawa ke rumah sakit. Sampai suatu ketika
dia merasa capek dengan kondisi tubuhnya sendiri. Dia dibawa ke rumah sakit.
Dia dirawat sampai 1 minggu, tifusnya sudah selesai dan dia di suruh pulung
saja karena kondisi tubuhnya yang sudah fit.
Mama, papa pun bersyukur dia bisa
pulang. Kita mengadakan syukuran kecil-kecilan dengan membuat nasi uduk. Tapi
kondisinya makin memburuk.
Makanan yang masuk pasti keluar
lagi, begitu pun minum. Mama dan papa terlihat kembali sangat depresi.
Aku tahu mereka sangat sedih,
bahkan ketika aku tengok mereka yang sedang shalat di kamar pun menangis.
Ahhh sebagai anak perrtama aku
merasa tidak berguna.
Ku kuatkan ketika aku melihat
mereka menangis. Ya aku pun menangis tanpa mereka ketahui.
Baru kali ini ku lihat papa
menangis. Papa seorang lelaki tegar walaupun aku tahu ada banyak orang yang
tidak menyukainya.
Walaupun banyak yang mengucikan
papahku , dia tetep papa yang aku yang aku banggakan. Karena mereka aku ada.
Aku memang bukan apa-apa sekarang
tapi aku yakin bisa jadi yang mereka banggakan. Ya aku pasti karena aku punya
mimpi. Dengan mimpi aku bisa menggapai semua.
Penulis yang karyanya dibaca oleh
orang banyak dan menjadi wanita karir yang sukses aku bisa menggapainya.
Aku yakin , aku bisa menggapai
mimpiku yang berada di 5 cm depan keningku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar